Sabtu, 29 Juni 2013

BlackBerry Catat Kerugian



Saham BlackBerry anjlok setelah produsen telepon pintar tersebut merugi sebesar 84 juta dollar AS atau sekitar Rp 830 miliar dalam tiga bulan terakhir.

Angka ini lebih baik ketimbang kerugian sebesar 518 juta dollar AS (Rp 5,1 triliun) dalam periode yang sama tahun lalu, tetapi lebih buruk dari prediksi pengamat.

Perusahaan berbasis di Ontario, Kanada, ini juga memperkirakan akan mengalami kerugian operasi untuk kuartal berikutnya hingga September mendatang. Saham BlackBerry di bursa New York, Jumat (28/6/2013), ditutup turun 28 persen.

Pengiriman telepon pintar baru sebenarnya meningkat, tetapi BlackBerry, yang dulu bernama Research In Motion, tidak mengungkap seberapa banyak telepon genggam sistem operasi baru mereka, BB10, yang terjual dalam kuartal lalu.

Bagaimanapun, Kepala Eksekutif Thorstein Heins mengatakan, mereka tetap melanjutkan untuk fokus pada penjualan global BB10 dan yakin akan laku di pasar.

"Kami masih dalam tahap awal peluncuran, tetapi BlackBerry 10 sudah menunjukkan ke pelanggan bahwa mereka sangat aman, fleksibel, dan solusi perangkat bergerak yang dinamis," katanya dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa BlackBerry akan meningkatkan investasi untuk mendukung peluncuran produk baru dan layanannya dalam tiga kuartal mendatang.

"Bukan pertanda baik"

Meski mencatat kerugian, tetapi pendapatan BlackBerry juga naik menjadi 3,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 30,7 triliun dibandingkan setahun sebelumnya yang mencatat untung sebesar 2,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27 triliun.

Para pengamat menilai BlackBerry kini menghadapi kompetisi yang berat di sektor telepon pintar dengan dua pesaing utama, yaitu Apple dan Samsung.

Daniel Ernst dari lembaga riset Hudson Square mengatakan, "Mereka bukan penyedia telepon pintar mewah lagi, mereka bukan Apple. Mereka juga bukan penyedia telepon murah, mereka bukan Nokia. Jadi, mereka ada di tengah dan posisi ini relatif memiliki volume yang rendah," katanya.

"Sulit membuat keuntungan yang luar biasa dengan volume semacam itu, jadi saya bisa katakan prediksinya cukup negatif."

Para pengamat juga tengah menunggu hasil penjualan ponsel baru BlackBerry Z10, yang menjadi model pertama yang dijual di Amerika Serikat pada kuartal kemarin.

BlackBerry meluncurkan dua telepon genggam terbaru tahun ini, yaitu Z10 dengan layar sentuh, diikuti dengan Q10 dengan tombol huruf mini yang menjadi favorit banyak pengguna BlackBerry.

BlackBerry mengatakan telah mengirimkan 6,8 juta telepon baru tersebut pada kuartal pertama dibandingkan 7,8 juta pengiriman pada periode yang sama tahun lalu.

"Itu bukan pertanda baik bagi peluncuran BlackBerry 10, terutama Z10. Bahkan dengan kerugian yang tercatat di kuartal kedua juga menjadi pertanda tak baik bagi Q10," kata Brian Colello, seorang pengamat di Morningstar.

Apple Bukan Lagi Perusahaan TI Paling Bernilai



Saham Google berangsur naik. Minggu lalu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan ini minggu lalu telah berhasil “mengalahkan” Apple sebagai perusahaan teknologi paling bernilai di dunia, bukan dalam hal nilai total kapitalisasi pasar, melainkan nilai perusahaan dikurangi jumlah uang tunai (cash) yang dimiliki kedua raksasa bisnis teknologi informasi (TI) itu.

Nilai kapitalisasi pasar Apple berada pada kisaran 378 miliar dollar AS, lebih besar dari Google yang dipatok di angka sekitar 286 miliar dollar AS.

Akan tetapi, ketika nilai kapitalisasi pasar dua perusahaan tersebut dikurangi dengan jumlah kas bersih masing-masing (145 miliar dollar AS untuk Apple dan 45 miliar dollar AS untuk Google), terlihat bahwa Google memiliki nilai perusahaan yang lebih besar dari Apple, yaitu 241 miliar dollar AS berbanding 233 miliar dollar AS.

Angka tersebut mencerminkan nilai dasar dari kegiatan bisnis kedua perusahaan. Rolfe Winkler dari The Wall Street Journal mengibaratkan ini dengan pembelian rumah seharga, katakanlah, Rp 500 juta. Ketika si pembeli menemukan uang Rp 200 juta tersembunyi di dalam, rumah itu bisa dianggap bernilai Rp 300 juta.

Apple baru-baru ini juga menyerahkan titel “perusahaan terbesar di dunia” kepada Exxon Mobil. Tetapi, naiknya nilai Google sebagai perusahaan sekaligus menunjukkan keberhasilan rival besar Apple itu di bidang teknologi.

Adu Kencang 7 Smartphone "Premium" Siapa Juaranya?



Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh majalah konsumer Inggris, Which, Samsung Galaxy S4 merupakan smartphone terkencang di antara 7 yang terpopuler saat ini. Sedangkan iPhone 5 berada di peringkat terbawah dalam benchmark kali ini.

Dikutip dari The Register, Rabu (26/6/2013), pihak majalah mengadakan pengujian dengan menggunakan aplikasi Geekbench. Ke tujuh smartphone yang diuji adalah iPhone 5, Galaxy S4, HTC One, Sony Xperia Z, Nexus 4, Galaxy Note 2, dan BlackBerry Z10.

Dari pengujian ini, Samsung Galaxy S4 mampu unggul jauh dibandingkan musuh bebuyutannya, iPhone 5.Smartphone Android andalan perusahaan asal Korea Selatan ini mendapatkan skor 3.188, unggul 91,6 persen dari hasil pengujian iPhone 5 yang memiliki nilai 1.664.

Sekadar informasi, majalah Which? menggunakan Galaxy S4 edisi AS. Artinya, perangkat ini menggunakan prosesor Snapdragon 600 dari Qualcomm dengan kecepatan 1,9 GHz quad-core.

Galaxy S4 juga mampu unggul cukup jauh, sekitar 14 persen, dari pemegang posisi nomor dua, sekitar 14 persen HTC One. Perangkat buatan vendor asal Taiwan ini mampu mendapatkan skor 2.798.

BlackBerry Z10 mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Dalam pengujian ini, ia hanya unggul tipis dari iPhone 5 dengan mendapatkan nilai 1.698.

Berikut hasil lengkap pengujiannya:

1. Samsung Galaxy S4 – 3188
2. HTC One – 2798
3. Sony Xperia Z – 2173
4. Google Nexus 4 – 2134
5. Samsung Galaxy Note 2 – 1950
6. BlackBerry Z10 – 1698
7. Apple iPhone 5 16GB – 1664

Hasil pengujian yang didapatkan majalah Which? ini tidak berbeda jauh dari Android Authority. Menggunakan aplikasi benchmark yang sama, Samsung Galaxy S4 mampu mencetak angka 3.163 dan iPhone 5 dengan 1.596.

Hasil benchmark ini sebenarnya bukanlah sebuah hal yang mengejutkan. iPhone 5 memang tidak menggunakan spesifikasi hardware setinggi Samsung Galaxy S4. Produk buatan Apple ini dipersenjatai prosesor 1,2GHz dual-core. Untuk mengejar ketertinggalan dari segi kecepatan, Apple tampaknya harus merilis seri penerus iPhone 5.